Tahap ketiga,
pencegahan dan penanganan penyakit yang berupa pemberian methylen blue untuk
pencegahan dan pemberian methylen blue serta garam untuk pengobatan. Tahap
keempat adalah pemijahan induk dengan menggunakan bak/akuarium, peletakan
substrat.
Dalam pemijahan induk
perbandingannya 2 ekor betina dan 3 ekor jantan yang dilakukan pada malam hari.
Pagi harinya dilakukan proses pengecekkan telur. Telur-telur yang tidak
menempel pada substraty disedot dengan selang. Tahap kelima, penetasan telur
yang meliputi proses persiapan wadah, inkubasi dan penetasan telur serta
pemanenan telur.
Tahap keenam adalah
pemeliharaan larva, yang meliputi proses persiapan wadah, penebaran larva,
pemberian pakan, pengelolaan air, serta pencegahan dan penanganan penyakit.
Tahap akhirnya adalah pemanenan dan pengepakan. Pemanenan dilakukan setelah
benih mencapai ukuran 1-2 inci. Wadah yang digunakan untuk pengepakan adalah
plastik volume 15 liter dengan perbandingan air dan udara 1:2. Setiap wadah
pengepakan dimasukkan ikan sebanyak 250 ekor.
Pemeliharaan Induk
1) Persiapan wadah pemeliharaan
Pemeliharaan induk dapat dilakukan pada bak berukuran 150 x
150 x 50 cm dan dilengkapi dengan aerasi serta diberi dua buah genteng sebagai
tempat persembunyian bagi induk pada siang hari
Bak diisi air sampai ketinggian 35 cm.
Selain bak, induk ikan black ghost juga dapat dipelihara di
dalam akuarium berukuran 100 x 50 x 30 cm, dan diisi air dengan ketinggian 25
cm.
2) Penyediaan dan seleksi induk
Induk yang akan dipijahkan adalah yang berbadan sehat dan
tidak cacat serta tidak terdapat organisme penyakit pada tubuhnya.
lnduk black ghost dapat matang telur setelah berumur satu
tahun dengan panjang sekitar 15 cm.
Perbedaan antara ikan jantan dan betina yang sudah matang
gonad dapat dibedakan terutama dari panjang dagunya (jarak antara ujung mulut
dengan tutup insang).
Pada ikan jantan dagunya relatif lebih panjang dibandingkan
dengan ikan betina. Ikan jantan relatif lebih Iangsing dibandingkan ikan betina
yang mempunyai bentuk perut yang gendut. Induk jantan dapat mencapai panjang 30
cm dan induk betina berkisar antara 15—23 cm.
Gambar 1.1. Induk black ghost jantan dan betina
ikan black ghost jantan
Gambar 1.2. Bak pemeliharaan dan pemijahan induk
Pemberian pakan
Pakan yang dapat diberikan untuk induk black ghost yaitu
cacing darah (bloodworm) atau cuk merah (larva Chironomus), dan jentik nyamuk.
Cacing darah diberikan setiap pagi hari setelah penyiponan
kotoran, yaitu pada pukul 09.00 WIB, dan sore hari pukul 16.00 WIB.
Cuk merah dan jentik nyamuk juga dapat diberikan pada sore
hari. Pemberian pakan dilakukan dengan cara menyebarkan pakan langsung pada
dasar bak pemeliharaan secara merata. Jumlah pakan yang dipelihara disesuaikan
dengan jumlah induk yang dipelihara.
Gambar 1.3. cacing darah (bloodworm)
Gambar 1.4. cacing darah (bloodworm) Beku
Pengelolaan Air
Pergantian air dilakukan sebanyak 20-30% setiap harinya,
serta pemberian aerasi sebagai suplai oksigen.
Pencegahan dan Penanganan Penyakit
Penyakit yang umum ditemui dalam pemeliharaan black ghost
ialah white spot yang disebabkan oleh protozoa Ichtyopthirius multfihiis.
Untuk pencegahan, setiap seminggu sekali diberi methylen
blue dengan dosis 0,2 ppm dan 50 gram garam.
Sedangkan untuk pengobatan, diberi methylen blue dan garam
dengan dosis dua kali lipat yaitu 0,4 ppm methylen blue dan 100 gram garam,
serta ketinggian air diturunkan hingga setengah dan ketinggian
bak/akuarium.
Pemijahan Induk
Wadah pemijahan induk black ghost yaitu berupa bak/akuarium
yang sekaligus juga digunakan sebagai wadah pemeliharaan induk.
Perlengkapan yang dibutuhkan ialah substrat atau tempat
menempelnya telur yaitu akar pakis yang diapit oleh keramik, sehingga susunannya
(dari bawah ke atas) satu keramik, tepat sejajar diatasnya diletakkan akar
pakis dan satu keramik diatas pakis.
Peletakkan substrat tersebut biasanya dilakukan pada sore
hari.
Pemijahan induk black ghost dilakukan dengan perbandingan 2
ekor betina dan 3 ekor jantan dimana dalam satu bak pemijahan terdapat 10 ekor
induk.
Proses pemijahan biasanya berlangsung pada malam hari
ditandai dengan kejar-mengejar antara induk jantan dan betina, setelah itu
lama-kelamaan mendekati substrat yang berupa akar pakis dan terjadi pemijahan.
Pada pagi hari dilakukan pengecekan telur. Jika pada malam
hari terjadi pemijahan, substrat akan dipenuhi dengan butiran-butiran telur
black ghost yang menempel pada akar pakis.
Telur-teIur yang tidak menempel pada substrat disedot dengan
selang berdiameter 0,5 cm, kemudian ditampung dalam baskom dan segera
dipindahkan ke dalam akuarium penetasan.
Penetasan Telur
1) Persiapan wadah
Wadah penetasan telur berupa akuarium berukuran 80 x 45 x 25
cm dengan tinggi air 20 cm, dilengkapi dengan aerasi.
Air yang digunakan untuk penetasan sebaiknya air yang sudah
diendapkan sehari semalam, setelah itu diberi methylen blue dengan dosis 0,3
ppm dan tetrasiklin 0,2 ppm.
2) Inkubasi dan
penetasan telur
Telur-telur yang terbuahi akan terlihat berwarna kuning
bening, sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih.
Penebaran telur dilakukan dengan cara meletakkan akar pakis
dan keramik pada akuarium penetasan dengan syarat akar pakis dan keramik
terendam air seluruhnya.
Telur ikan black ghost akan menetas setelah 3 — 4 hari.
Telur yang tidak menetas dan berwarna putih dibuang dengan
cara disedot dengan selang berdiameter 0,5 cm dan harus dilakukan dengan
hati-hati agar larva black ghost yang telah menetas tidak ikut terbawa.
3) Pemanenan telur
Telur-telur yang telah menetas dan menjadi larva tidak
langsung dipindahkan ke akuarium lain tetapi dibiarkan terlebih dahulu selama
satu minggu sampai larva black ghost agak berwarna hitam dan cukup kuat untuk
dipindahkan.
Sebelum larva dipindahkan, akar pakis dan keramik
dikeluarkan dari akuarium penetasan, dan diusahakan tidak ada yang bersembunyi
di dalam pakis.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan selang sipon agak
besar kemudian larva disedot dan ditampung ke dalam baskom, setelah itu baru
dipindahkan ke akuarium lain.
Pemeliharaan Larva
1) Persiapan wadah
Pemeliharaan larva black ghost dilakukan di bak semen atau
akuarium. Pemeliharaan di bak semen, dilakukan pada bak yang berukuran 150 x
150 x 40 cm, dengan ketinggian air 35 cm.
Sedangkan untuk pemeliharaan di akuarium, dilakukan pada
akuarium yang berukuran 100x 50 x 40 cm.
Sebelum digunakan, bak/akuarium dibersihkan terlebih dulu
dan dilengkapi dengan aerasi dan diberi pelindung berupa paralon atau roster
bata. Air yang digunakan ialah air yang telah didiamkan sehari semalam.
2) Penebaran larva
Larva yang ditebar ialah larva yang berumur 7 hari setelah
menetas.
Setiap bak ditebar 100 ekor larva, sedangkan untuk akuarium
ditebar sebanyak 500 ekor.
Kriteria larva yang telah siap untuk dipindahkan yaitu larva
yang sudah benar-benar kuat dan berwarna agak hitam larva yang masih transparan
tidak boleh dipindahkan.
3) Pemberian pakan
Larva yang baru menetas belum diberi pakan karena masih
mengandung kuning telur.
Setelah kuning telur habis yaitu 3 — 4 hari, maka pada hari
ke-5 larva diberi pakan Aflemia hingga berumur 15 hari yang diberikan dua kali
sehari yaitu pagi dan sore hari.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian kutu air sampai larva
berumur 20 hari yang diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari,
kemudian mulai dikombinasikan dengan cacing sutera sampai umur satu bulan.
Pada umur satu bulan tersebut, rata-rata larva sudah
mencapai panjang 3/4 inci. Kemudian didederkan lagi sampai mencapai panjang 1 —
2 inci selama 1 — 2 bulan.
Dalam tahap pendederan pakan yang diberikan adalah cacing
4) Pengelolaan air
Penyiponan kotoran pada bak/akuarium pemeliharaan larva
dilakukan setiap 3 hari sekali untuk membuang sisa-sisa pakan yang tidak
termakan oleh larva.
Bersamaan dengan penyiponan kotoran dilakukan juga
penggantian air sebanyak 10-20%.
5) Pencegahan dan penanganan penyakit
Penyakit yang biasanya menyerang larva black ghost ialah
white spot (bintik putih) dan bakteri.
Pencegahan dan pengobatan larva yang terserang white spot
sama dengan yang dilakukan untuk induk seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
pada pemeliharaan induk.
Sedangkan untuk serangan bakteri dapat diobati dengan
tetracycline 5 — 7 ppm.
Pemanenan dan Pengepakan
Pemanenan dilakukan setelah benih ikan memenuhi standar
ukuran layak jual yaitu panjang 1 — 2 inci.
Panen dilakukan dengan cara menyerok ikan dengan serok yang
halus agar tidak merusak sisik ikan.
Kemudian dimasukkan dalam baskom yang sudah berisi air untuk
kemudian disortir atau dikelompokkan berdasarkan ukurannya.
Wadah yang digunakan untuk pengepakan adalah plastik dengan
volume 15 liter.
Plastik dibuat rangkap dua agar tidak mudah pecah/bocor.
Plastik tersebut diisi air yang telah didiamkan sehari
semalam sebanyak 5 liter dan sisanya diisi oksigen murni, perbandingan antara
air dan udara adalah 1:2.
Dalam setiap wadah pengepakan dimasukkan sebanyak 250 ekor
ikan yang berukuran 2 inci, sedangkan untuk ikan yang berukuran 3 inci
dimasukkan sebanyak 200 ekor.
untuk mendownload / mengcopy artikel ini bisa klik ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar