Menu

Minggu, 01 Juni 2014

Pembenihan kerang mutiara


Indonesia merupakan negara maritime dengan
keluasan laut yang sunguh menagjubkan dan sebagai surge nya para biota air. secara ekonomis pun biota air laut sungguh sangat mahal dan dapat bersaing dengan sumber daya alam lainnya. Biota air selain untuk konsumsi ada juga yang di ambil bahannya dalam tubuhnya untuk di jadikan hiasan bagi setiap orang dan harganya pun bukan main main melainkan mampu berpikir dua kali jika kita ingin membelinya. Biota air tersebut adalah kerang mutia yanh harganya mencapai ratusan juta.
Hanya orang menegah keatas yanh mau merogoh kocek yang dalam untuk membeli mutiara ini. Akan tetapi untuk budidaya nya sendiri masih belum banyak di bandingkan dengan jumlah kelautan Indonesia yang sangat luas ini.  Hanya di Lombok yang baru mengasilkan atau membudidayakan kerang mutiara. Memang lombokj merupakan surganya atau tempat pembudidayaan kerang mutiara yang yang disukai oleh makluknya tersebut. akan tetapi jumlah kelautan Indonesia merupakan jumlah kelautan yang sangat luas rasanya masih aneh jika seluas itu tak mampu membudidayaakannya di tempat lain. Untuk lebih jelasnya kita lihat cara pembenihan kerang mutiara.
Kerang mutiara
groge-mm1.blogspot.com



Klasifikasi Kerang Mutiara
Filum                  : Moluska
Kelas                  : Bivalvia
Sub kelas            : Lamellabrancia
Ordo                   : Anysomyaria
Sub ordo            :  Pteriomorpha
Sub famili           : Pteriidae
Genus                 : pinctada
Spesies               : pictada sp.

Jenis tiram yang dapat menghasilkan mutiara yang mahal / ekonimis tinggi.
Pictada Maxima

 
Berbagai ukuran Kulit Kerang Mutiara jenis Pinctada Maxima Hasil Budidaya dalam jumlah banyak. Ukuran 7 s/d 16 cm up.Harga Rp.35.000,-/Kg.

Pinctada margaritifera
(Linnaeus, 1758)


Anatomi dalam tubuh kerang mutiara :
Shall (Cangkang)
Cangkang kerang mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan lainnya. Hal ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka semakin tinggi kandungan kalsium karbonat (CaCO3) nya. Maka jika direaksikan dengan asam kuat seperti HCl dan ion logam yang terlarut dalam air dapat mengendapkan kandungan logam.



Keterangan :
1. Mantel
2. Gonad
3. Otot
4. Insang
5. Mulut
6. Kaki
7. Bisus
8. Cangkang
9. Engsel
10. Lambung
11. Usus
12. Anus
13. Jantung
14. Bosis


Fungsi-fungsi organ tubuh pada tiram mutiara :
Menurut Mulyanto (1987)dalam Jacob, mengatakan garis besar anatomi Tiram mutiara ada 3 bagian utama yaitu kaki, mantel dan organ bagian dalam (viseeral mass).
Kaki
Kaki merupakan suatu organ tubuh yang elastis yang mudah bergerak dan berbentuk normal. Menurut Chan (1949) dalam Jacob, kaki berfungsi sebagai alat geraksewaktu muda hingga menemukana tempat yang cocok untuk menempel disamping itu kaki berfungsi sebagai alat pembersih kotoran yang menempel pada insang maupun mantelnya.
Pada kaki terdapat bisus yakni suatu bagian tubuh yang berbentuk seperti rambut/serat, berwarna hitam yang berfungsi untuk menempelkan diri pada suatu temapt (substrat).

Mantel
Mantel terdiri dari suatu selaput (intergumen) yang membungkus visceral mass. Mantel tergantung seperti tirai yang kedua, sisi organ tubuh terletak antara tubuh dan cangkang. Mantel merupakan jaringan yang dilindungi sel-sel epithelial dan dapat membungkus organ bagian dalam. Sel-sel epithel luar ini akan menghasilkan kristal kalsium karbonat (Caco3) dalam bentuk kristal aragonik yang lebih dikenal dengan nama lapisan mutiara.

Organ dalam (Visceral mass)
Bagian ini letaknya tersembunyi setelah mantel dan merupakan pusat aktivitas kehidupannya yang terdiri dari mulut, insang, susunan syaraf, alat perkembangbiakan, otot, lambung dan usus.
Insang mempunyai peranan penting dalam pernapasan dan pengumpulan makanan. Insang memiliki chilis ayang gerakannya menyebabkan iar masuk kerongga mantel melalui exhalent siphon. Makanan yang terbawa air diambil begitu pula oksigen diambil oleh darah yang tidak berwarna.
Mulutnya terletak disebelah atas yang bentuknya kecil dan terletak diantara lipatan labiel pulp. Kemudian mulut ini diikuti oleh aesephogus, perut, usus dan berakhir anus. Didalam usus yang terletak dekat denga perut dapat dilihat dengan adanya erystaline style yang mengandung enzim.
Jantung terdiri dari ventrikel dan 2 buah auricle yang terbungkus oleh pericardium dan terletak diantara otot daging penutup dan bagian kandungan. Engsel terletak pada pusat cangkang dan menyilang dari cangkang. Otot berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang.
           
Pembenihan yang dilakukan yaitu
Pemeliharaan induk
Induk biasa di pelihara dalam bak tekontrol yaitu dengan skala hatchery dan pembesaran untuk calon induk biasanya dilakukan di jarring apung laut. dengan peemberian pakan rumput laut dan plankton. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan dengan melihat setiap 5 jam sekali apakah pakan tersebut habis atau tidak.
Banyak teknik pemijahan yang berkembang dewasa ini, diantaranya dengan penambahan bahan kimia seperti amonia, expose, dan kejut suhu. Namun, teknik yang paling banyak digunakan oleh teknisi – teknisi pembenihan adalah kejut suhu. Induk – induk tiram dirangsang dengan menempatkannya pada bak perangsangan kemudian secara mendadak suhu air media diubah menjadi 33o C . Saat cangkang mulai terbuka induk dipindahkan ke bak pemijahan dengan volume air 1,5 m3.
Biasanya induk jantan akan mengeluarkan sperma terlebih dahulu, kemudian disusun keluarnya sel telur dari induk betina 30 – 50 menit setelahnya. Dengan demikian terjadilah pembuahan secara eksternal. telur yang terbuahi kemudian berkembang menjadi zygot. Selama tujuh jam setelah pembuahan, zygot akan mengalami proses embriyogenesis sebelum akhirnya berubah menjadi trochophore.
 Pemeliharaan larva dimulai ketika trochophore telah berubah menjadi larva bentuk D (D shape) yang ditandai dengan tumbuhnya mulut, organ pencernaan, dan dilindungi oleh sepasang cangkang yang tipis. Pada fase ini larva mulai diberi pakan alami dari jenis Isochrysis sp. Seiring dengan pertumbuhan larva menjadi umbo, plantygrade, dan spat, pakan yang diberikan lebih bervariasi. Fitoplankton dari jenis Chaetoceros sp, Pavlova sp., Nitzchia, Nannochloropsis sp., dan Tetracelmis sp. menjadi pilihan dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari.
Larva pedivelgser memerlukan tempat menempel dikarakan sifatnya yang sudah tidak planktonic dan harus mencari substrat yang akan di tempelinya jika tidak jumlah mortalitas kerang akan meningkat. Pemberiapan pakan masih berupa plankton yang terus di suplai agar benih tidak kelaparan.


 
groge-mm1.blogspot.com
advancedaquarist.com
dfo-mpo.gc.ca
elfianpermana010.wordpress.com


untuk mendownload file ini 
klik ini http://www.4shared.com/office/pJLSHx1Vba/PEMBENIHAN_TIRAM_MUTIARA.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar